Warga Ngeluh Bedah Rumah, Jalan Rusak Hingga Susah Masuk Sekolah Negeri di Reses Andri Permana
- account_circle Metanew
- calendar_month Selasa, 10 Jun 2025
- visibility 97
- comment 0 komentar

TANGERANG, MN – Anggota DPRD Kota Tangerang Andri S. Permana menggelar reses ke III tahun masa sidang 2024-2025 di RT 02 RW 11, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Selasa (10/6) pagi. Warga pun senang karena semua persoalan bisa ngadu ke anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Terungkap yang menjadi persoalan dan aspirasi yakni mulai dari bedah rumah yang kuotanya masih terbatas, jalan rusak dan drainase, keluhan penutupan jalan rel kereta api, minta gerobak sampah, penanganan stunting, kegiatan pemuda hingga sulitnya masuk sekolah negeri.
Andri S. Permana yang juga Wakil Ketua I DPRD Kota Tangerang mengungkapkan, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menampung keluhan dan harapan warga dengan berbagai macam persoalannya. Menurut dia, Reses adalah bentuk pertanggungjawaban politik anggota dewan.
“Aspirasi yang kami terima hari ini akan menjadi dasar dalam merancang program dan kebijakan pemerintah daerah,” ujar anggota dewan berambut gondrong tersebut.
Mengenai bedah rumah, Andri menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan anggaran 50 juta per rumah, namun kemampuan pemerintah hanya 30 juta dengan kuota 1000 bedah rumah untuk 104 wilayah kelurahan.
“Saya rasa RT/RW data saja yang paling prioritas nanti akan diajukan. Pilih yang sangat penting untuk dibantu agar lebih duluan, jangan sampai Tanah Tinggi yang dekat dengan Puspem tapi WC aja tidak punya,” ujar Andri.
Dalam sesi dialog itu, warga juga secara aktif menyuarakan berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Salah satu isu dominan adalah kondisi infrastruktur lingkungan yang belum merata. Jalan rusak, saluran drainase yang tidak optimal, hingga minimnya sarana umum menjadi sorotan.
“Infrastruktur adalah kebutuhan dasar masyarakat. Ini akan menjadi prioritas utama perjuangan saya di DPRD,” tegas Andri.
Perihal warga yang mengeluhkan sulitnya akses ke pendidikan negeri karena sistem zonasi sekolah, diungkapkan Andri terjadi karena minimnya jumlah sekolah di wilayah Tanah Tinggi. Bahkan di beberapa wilayah kelurahan lain ada yang sama sekali tidak punya sekolah negeri.
“Yang jadi masalah di Tanah Tinggi ini juga lahan terbatas, memang ada program sekolah swasta gratis yang harusnya bisa dimanfaatkan. Saya rasa aturan yang ada juga perlu diperbaiki agar memenuhi asas keadilan bagi warga untuk memperoleh akses pendidikan yang baik,” ucap Andri.
Sementara Ketua RT 02 RW 07, Ahmad Nahrawi, menambahkan bahwa persoalan banjir dan stunting juga masih menjadi tantangan serius. Ia menyoroti belum adanya pembangunan gorong-gorong di beberapa titik, serta kurangnya edukasi masyarakat terkait bantuan pendidikan seperti Program Indonesia Pintar (PIP).
“Banyak warga tahu soal KIP (Kartu Indonesia Pintar), tapi tidak tahu cara mendapatkannya. Harus ada sosialisasi yang masif,” ujarnya.
Ahmad juga meminta perhatian pada isu pengelolaan sampah, yang makin tidak tertangani sejak dibongkarnya TPS di wilayah tersebut. Ia berharap adanya penambahan armada kebersihan dari pemerintah kota.
Menutup kegiatan, Andri S Permana menegaskan bahwa seluruh aspirasi yang disampaikan akan dibawa ke rapat pembahasan di DPRD Kota Tangerang. Pihaknya siap mengawal aspirasi masyarakat yang hari ini disampaikan.
“Memang idak semua bisa terealisasi dalam waktu dekat, tapi dengan kolaborasi dan perencanaan matang, kami optimistis semua aspirasi akan pelan-pelan terwujud,” tutupnya. (Adi)
- Penulis: Metanew
Saat ini belum ada komentar